Ponorogo , investigasi
Berawal dari ketidak harmonisan rumah tangga,dan kurangnya pemahaman satu sama lain ,padahal kalau dilihat secara normal ,mereka semua sudah sama-sama bau tanah,disinyalir seringnya cek cok dengan keluarga sebagai factor utama motif pembunuhan ini.
Kejadian pembunuhan yang diikuti bunuh diri di desa Semanding Kecamatan Jenangan Kabupaten Ponorogo., akhirnya terkuak .Katiyem ( 80 tahun) kamis 21/04/2011, dieksekusi di saat tertidur pulas dengan hantaman palu (petik) tak lain menantunya sendiri.
Tersangka utama Saji ( 51tahun ) adalah menantunya sendiri dan langsung melakukan bunuh diri dengan cara meminum pestisida jenis furadan setelah merasa mertuanya benar benar meninggal,.Sebab, sidik jari Saji ditemukan jelas di gagang palu pencabut nyawa itu,Polisi pun menemukan ceceran dan percikan darah di tangan dan baju Saji,selain itu , hasil olah TKP tidak ditemukan adanya orang orang ketiga.Kapolres Ponorogo ,AKBP Yuda Gustawan menegaskan “dalam pembunuhan yang disertai bunuh diri ini tidak ada pelaku dari luar”kemarin 22/04/2011.”karena tersangka juga ikut meninggal maka penyelidikan tidak bisa dilanjutkan”terangnya.
Saksi yang tak mau disebutkan namanya mengatakan” hampir tiap hari mas mereka bertengkar, yaa,karena mertuanya keterlaluan memaki dia,akhirnya Saji gelap mata hingga tega membunuh mertuanya sendiri. Dari hasil penyelidikan ,memang Katiyem dan Saji sering sekali berantem mulut dengan alas an yang tidak jelas,berawal setelah Saji mengalami sakit strocke dan tak bisa lagi bekerja seperti sebelumnya.pukulan palu cukup keras yang mengarah ke wajah korban yang mengakibatkan katiyem meninggal,pasalnya ditemukan luka mengangga hampir 5 centimeter di dahi kiri dan itupun dilakukan bukan hanya satu kali karena juga ditemukan beberapa luka serius di bagian wajah korban,katiyem saat itu sedang tidur pulas di sofa ruang tamu langsung tak sadarkan diri,sampai akhirnya nyawanya tak tertolong lagi.”pendarahan yang cukup banyak yang mengakibatkan dia meninggal dunia, sedangkan kronologis kematian Saji dikarenakan menenggak pestisida merk furadan dicampur obat untuk hama wereng pada tanaman padi,karena sidik jari Saji juga terdapat pada botol sisa minuman, setelah menenggak racun tersebut mulut Saji berbusa hingga merengut nyawanya “tambah Kapolres yang baru ini.
Setelah menjalani outopsi di RSU Dr Harjono Ponorogo, mayat Katiyem dan Saji langsung di bawa pulang oleh keluarganya ,keduanya langsung dimakamkan di pemakaman gunung ndangean yang tak jauh dari rumahnya,walaupun satu tempat tapi mereka di kebumikan secara terpisah .sis
0 komentar:
Posting Komentar