Headlines News :

Home » , » GARA-GARA HUJAN GERIMIS TALUD TELAGA NGEBEL BERNILAI MILYARAN AMBROL

GARA-GARA HUJAN GERIMIS TALUD TELAGA NGEBEL BERNILAI MILYARAN AMBROL

Written By Siswo.Investigasi Indonesia/MDTI Ponorogo on Jumat, 11 Mei 2012 | 11.44


Ponorogo, Investigasi
Warga masyarakat sekeliling tempat wisata telaga ngebel Kecamatan Ngebel Kabupaten Ponorogo dikejutkan adanya suara bergemuruh seperti gempa bumi, kejadianya sekitar pukul satu malam tanggal 04 November 2011. Saat itu kawasan wisata tersebut diselimuti hujan gerimis, setelah di telusuri suara itu berasal dari talud yang baru dibangun dengan nilai proyek hampir empat milyar tersebut.
Menurut penuturan warga yang tidak mau disebutkan namanya itu, memang dari awal pembangunan banyak masyarakat yang menaruh rasa curiga dengan pengerjaan proyek tersebut, kecurigaan itu antara lain tentang tidak adanya kejelasan siapa kontraktor yang mengerjakan talud tersebut. Selain itu dalam pengerjaanpun terkesan asal-asalan contohnya pencampuran bahan “ Masak dalam satu molen koq cuman di kasih campuran satu sak semen 40 kg “. Hal itu juga dibenarkan oleh Muji ( 40 thn ) pekerja bagian megang molen bahwa dalam satu molen cuman dicampuri satu sak semen 40 Kg.  
Sujadmiko Ketua LPKSM Madiun saat dihubungi terpisah oleh investigasi menjelaskan bahwa proyek talud ini dibiayai oleh APBN melalui daerah aliran sungai ( DAS ) Bengawan Solo dengan nilai proyek hampir empat milyar dan sesuai penjelasan sukir mandor proyek tersebut digarap oleh PT Damar Kencono yang berkantor di jombang.  “ Sejak awal pembangunan talud sepanjang 30 meter dan dengan ketinggian 7.6 meter ini , sudah saya ingatkan termasuk pemasangan batu pondasi dan campuran luluhnya. Masak pasangan batu yang dikasih luluh kog cuman depanya saja dan campuran pasir serta semenyapun asal-asalan, yang lebih memprihatinkan lagi urukan tanah tidak dikeraskan sama sekali padahal menurut aturan yang ada harus dipadatkan atau distemper. Lucunya lagi masak kontraktor besar dan berskala nasional tidak mempunyai alat pemadat “.
Mungkin sudah mendapat perintah dari kontraktornya, mendapat saran dan teguran dari aktivis LPKSM Madiun tersebut mandor sukir tidak begitu mengindahkannya. Adapun saran dan teguran tersebut intinya bila proyek ini bila pengerjaanya secara asal-asalan yang penting jadi akan cepat rusak bahkan ambrol. Ternyata benar pasangan talud yang baru  satu bulan jadi ini begitu kena hujan gerimis rintik-rintik saja langsung ambrol dan sekarang menjadi tontonan warga  serta wisatawan domestic.
Kalau alam dibuat alasan ambrolnya talud jelas tidak masuk akal, karena dari mulai awal sampai selesai pengerjaan proyek ini selalu di awasi oleh LPKSM Madiun memang terkesan asal-asalan. Berhubung proyek masih dalam pengerjaan maka pihak kontraktor untuk memperbaiki lagi, dalam hal ini konsultan sebagai pengawas harus tegas jangan tutup mata dan telinga. Bukan itu saja karena dimungkinkan bangunan talud disebelahnya sesuai bukti dilapangan sdh pada retak-retak, ini diduga juga kurangnya pengawasan sebelumnya, jelasnya
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INVESTIGASI INDONESIA EKS KARESIDENAN MADIUN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger