Headlines News :

Home » , » Kisah Bayi TKI Yang Dibuang Dalam Dus di WC

Kisah Bayi TKI Yang Dibuang Dalam Dus di WC

Written By Siswo.Investigasi Indonesia/MDTI Ponorogo on Selasa, 30 Juli 2013 | 16.55

Jakarta,



Di balik pemberitaan muram tentang tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri, ternyata ada kisah romantisme petualangan cinta. Romantisme yang terjadi antara pekerja dan majikan, TKI sesama TKI, TKI dengan pekerja asing keturunan Asia Selatan seperti Bangladesh dan Pakistan, maupun eskploitasi seksual akibat pemerkosaan.

Masalahnya, ketika para 'pahlawan devisa' yang mayoritas kaum perempuan ini harus kembali ke tanah air, mereka menghadapi keputusan dilematik akan anak yang dikandung atau yang dibawanya.

Alih-alih membawa bayi pulang ke kampung halaman, para TKI tentu khawatir dengan kemarahan suami, orangtua dan lingkungannya. Keputusan nekad pun banyak terjadi. Para perempuan ini banyak yang membuang bayi-bayi yang tak berdosa dalam dus-dus atau memberikan kepada orang-orang yang sudah siap menampung di bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng.

Mantan Komisaris Utama Angkasa Pura II tahun 2000-an, Suratto Siswodihardjo, bercerita bahwa ide awal Rumah Peduli Anak TKI (RPA (TKI) didirikan ketika pada tahun 2009 saat itu ia dilapori stafnya bahwa ada 2 bayi dibuang dalam dus di WC.

Gagasan RPATKI kemudian disambut positif Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat. Tak lama kemudian, tahun 2008 berdirilah rumah kontrakan RPA TKI di Tanggerang.

Ditemui di RPATKI Cibubur, Minggu (14/7), Jumhur mengatakan bahwa RPATKI didirikan untuk menghindari adanya jual beli calo bayi dan organ tubuh bayi. "Bahkan ada yang datang ke RPATKI Tanggerang yang mau membeli dengan harga Rp50 juta," katanya.

Jumhur menegaskan banyak kalangan menuduhnya melakukan legitimasi terhadap tindak susila para orangtua TKI. "Saya gak perduli. Urusan saya ialah menyelamatkan bayi-bayi yang tak berdosa ini terlepas dari moralitas orangtuanya," paparnya.

RPATKI merupakan ladang ibadah pak Suratto dan masyarakat luas yang mau membantu bayi-bayi TKI. "Jadi RPATKI tidak mesti dibiayai negara," katanya.

Kunjungan Jumhur ke RPATKI merupakan rangkaian kegiatan Safari Ramadhan BNP2TKI VI Tahun 2013. Pada kunjungan itu hadir Ketua RPATKI Soeryo Poetranto dan Artis Ibukota Arzeti Biblina.

Jumhur atas nama negara juga menyumbang dana Rp10 juta untuk membantu operasional bayi-bayi RPATKI yang kini berjumlah 14 orang anak.
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INVESTIGASI INDONESIA EKS KARESIDENAN MADIUN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger