Belum genap dua minggu diresmikan, keberadaan kandang ternak
milik kelompok ternak “Tani Maju” desa Besuki, kecamatan Sambit Ponorogo
dipermasalahkan oleh warganya. Warga menuntut kandang sapi milik kelompok
ternak “Tani Maju” Desa Besuki dipindah ketempat lain. Pasalnya lokasi kandang
sapi tersebut sangat berdekatan dengan pemukiman warga. Selain terlalu dekat
dengan rumah, posisi tanah yang lebih tinggi dari perkampungan mengakibatkan
limbah kotoran sapi mengalir ke perkampungan, lahan pertanian dan halaman
warga.
Warga juga kecewa karena
sebelumnya tidak ada koordinasi. “seharusnya kelompok tani koordinasi
dengan warga sebelum membangun kandang didusun kami, pasalnya dampak jangka
panjangnya sangat banyak bagi warga termasuk air bersih yang selama ini
dikonsumsi oleh warga.” terang Budi.
Budi yang juga Kyai dan tokoh masyarakat dusun Putuk desa Besuki
juga menerangkan, kemarahan warga juga dipicu sikap ketua kelompok ternak yang
tidak menghiraukan tuntutan warga. Dan warga sudah bulat dan disepakati yang
dituangkan dalam surat pernyataan bersama menolak agar segera memindahkan
kandang ternak milik kelompok ternak “Tani Maju” dari dusun putuk.terangnya
Seperti yang terjadi
didesa Besuki kecamatan Sambit Ponorogo, warga dusun Putuk secara keseleruhan
sepakat menolak keberadaan kandang sapi milik kelompok ternak “Tani Maju” yang
diketuai Ruslan. Dan dari informasi yang berkembang, dalam teknisnya
pelaksanaan program bantuan dana hibah pengembangan sapi tidak sesuai dengan
juklak/juknisnya.
Dari hasil Investigasi
dilapangan,diduga ada rekayasa data untuk merealisasikan dana hibah senilai 250
juta tersebut. “sebelumnya saya tidak tahu kalau termasuk anggota, saya
tahu setelah didatangi ketua kelompok dan nama saya sudah didaftar lalu
dimintai uang seratus ribu dengan alasan untuk biaya transportasi ketua pergi
ke Bandung untuk keperluan work shop” kata salah satu anggota kelompok
ternak dan juga pengurus Kelompok Ternak “Tani Maju” desa Besuki
kecamatan Sambit . (sis)
0 komentar:
Posting Komentar