Puluhan orang yang tergabung dalam Aliansi Pencerdasan Bangsa (APB) demonstrasi di Bundaran DPRD Jember, Senin (22/7/2013). Mereka mengajak masyarakat Jember berani kritis terhadap dunia pendidikan di Jember.
Kritisisme itu antara lain berani menyuarakan keberatan mereka andai dipungut biaya mahal saat tahun ajaran baru seperti saat ini, juga soal isu penahanan ijazah juga harus disuarakan.
Jember,
Temuan APB, di Jember masih ada sejumlah sekolah yang menahan ijazah karena alasan siswa belum melunasi biaya pendidikan. Sedikitnya ada 50 ijazah, versi APB, yang masih ditahan di sekolah karena alasan belum adanya pelunasan biaya pendidikan itu.
APB juga menemukan adanya pungutan biaya pendidikan berkedok untuk biaya gedung. Uang gedung itu bernilai jutaan rupiah, bahkan ada sekolah negeri yang menarik hingga Rp 3 juta.
"Padahal gedung, terutama yang sekolah negeri, sudah disediakan oleh Pemerintah. Kok masih ada biaya gedung lagi," ujar Sapto Raharjo, salah satu pendemo.
Pendemo lain, Imarina Susan menambahkan, kalau menemukan pungutan yang tidak masuk akal, masyarakat sebaiknya berani menyuarakan hal itu.
"Kalau keberatan dengan pungutan sebaiknya suarakan, jangan takut. Karena kalau tidak dilawan, selalu akan terjadi ketidakadilan dalam pendidikan," tegas Susan.
Dalam spanduk demo, tertulis berbagai kata-kata yang menyindir mahalnya dunia pendidikan. Seperti ’perlakuan spesial si kaya’, ’aku ingin sekolah’ dan sebagainya. Ini sebagai bentuk kritik terkait dengan mahalnya biaya pendidikan di Jember.
0 komentar:
Posting Komentar