Headlines News :

Home » » Akhirnya,Kapolres beberkan Kronologis Pembunuhan Rizta Fransiska

Akhirnya,Kapolres beberkan Kronologis Pembunuhan Rizta Fransiska

Written By Siswo.Investigasi Indonesia/MDTI Ponorogo on Jumat, 02 Agustus 2013 | 20.13

Ponorogo, Investigasi
Sekian lama menjadi teka-teki, kasus pembunuhan yang menewaskan siswi SMKN 1 Ponorogo bernama Rizta Fransiska, 17, pada jum’at malam (12/7) lalu akhirnya terkuak sudah. Akhirnya Kapolres Ponorogo membuka kejelasan perihal penangkapan DY, 17, yang selama ini sudah ditungu-tunggu oleh masyarakat.
Lewat release yang digelar pada jum’at (2/8) Kapolres menjelaskan bahwa dari pertama memang kecurigaan Polisi memang mengarah ke teman dekat korban. Seluruh mantan dan pacar dekat korban memang sudah diperiksa intensif oleh penyidik. Hasilnya senin kemarin (29/7) Polisi berhasil mengungkap pelaku pembunuhan sadis tersebut. DY, pemuda yang baru lulus dari salah satu SMK Negeri di Ponorogo tahun 2013 ini mengaku, bahwa dirinyanya lah yang telah menghabisi nyawa Rizta. Kehamilan Rizta memang yang menjadi sumber dari permasalahan kasus.
Pelaku yang baru kenal dengan Rizta pada tanggal 4 Maret 2013 ini tak mau disebut-sebut sebagai bapak dari anak yang dikandung Rizta. “saya memang pernah berhubungan dengan Rizta sekali, di salah satu penginapan yang ada di Ngebel Pak, itupun saya keluarkan diluar” aku DY. Seringnya Rizta berkeluh kesah kepada orang – orang dan menyebut bahwa DY lah orang yang telah menghamilinya, membuat DY kalut. Seringnya bergonta-ganti teman pria membuat DY tidak yakin, jika anak yang ada dalam rahim Rizta adalah anaknya, hingga pada akhirnya pelaku gelap mata dan secara keji menghabisi nyawa gadis mungil tersebut.
Walaupun hasi Tes DNA dari Mabes Polri belum keluar namun Kapolres sudah memastikan bahwa DY adalah pelaku tunggal dalam kasus pembunuhan Rizta Fransiska. Untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya DY diancam dengan Pasal 338 jo 340 KUHP tentang pembunuhan dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Pengakuan DY, 17, bahwa dirinyalah yang telah menghabisi Rizta Fransiska, 17, seorang diri, awalnya membuat Polisi ragu. Karena dengan usia DY yang masih remaja dan tidak memiliki catatan kriminal sebelumnya, Polisi tak habis pikir bahwa DY tega membantai korban dengan secara keji dan terpola. Kepada penyidik DY mengaku bahwa pada Jum’at sore (12/7) Rizta ditemukan terbunuh, dirinya sudah janjian dengan Rizta.
Sebelum tiba di rumah Rizta, ditengah perjalanan DY memiliki ide untuk membeli pisau guna menakut-nakuti Rizta agar mau mengakui siapa sebenarnya ayah anak dirahimnya tersebut. Sesampai di salah satu Toserba terkenal dekat alon-alon Ponorogo, DY membeli pisau dapur seharga Rp 2 ribu lengkap dengan sarungnya.
Usai membeli pisau, DY menjemput Rizta disalah satu warnet dekat rumah Rizta. Hingga kemudian DY memboncengkan Rizta sampai menuju ke warung yang biasa digunakan untuk jualan es degan di dekat Rumah Makan Bantarangin. Disanalah kemudian DY memberikan obat untuk menggugurkan kandungan yang dibeli secara online. Sambil memberi obat kepada korban, DY kembali menanyakan siapa sebenarnya ayah anak dirahimnya tersebut.
Tak kunjung mengaku, membuat DY bergegas mengeluarkan pisau yang dibeli dari saku celananya. Tanpa sengaja pisau yang digunakan untuk mengancam Rizta malah membuat leher Rizta terluka, hingga Rizta berteriak minta tolong. Karena kalut dan tidak bisa mengontrol diri, DY menusuk leher dan perut korban secara membabi buta hingga korban tewas, kemudian membuang jasad korban di selokan sebelah warung dengan ditindihi batu besar.
Perbuatan DY,17 sang pembunuh Rizta Fransiska memang teramat keji untuk seusianya. Dalam release yang digelar pada jum’at siang (2/8) Kapolres Ponorogo Iwan Kurniawan juga menjelaskan, bahwa sesaat setelah menikam Rizta. DY meninggalkan korban begitu saja, dengan kondisi korban sudah tersungkur ke tanah.
Ditengah perjalanan meninggalkan korban, DY belum yakin kalau Rizta sudah tewas. Hingga pada akhirnya, sampai di depan rumah makan Bantarangin, DY kembali lagi ke TKP, dan melihat Rizta sedang menghubungi seseorang menggunakan BB (Blacberry) miliknya meskipun sudah dalam kondisi tak berdaya. “korban mencoba menghubungi bapaknya menggunakan BB yang digunakan korban untuk janjian dengan DY” tambah Kapolres.
Melihat Rizta menghubungi seseorang, DY lantas mereput BB korban, kemudian dibuangya kesungai seberang jalan bersama dengan pisau yang dia gunakan untuk menikam korban. Karena melihat Rizta masih hidup, kemudian bergegas DY mengangkat Rizta ke selokan barat warung, dan menimpanya dengan batu besar yang dia dapat disekitar warung, hingga korban tewas mengenaskan.
Share this article :

0 komentar:

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. INVESTIGASI INDONESIA EKS KARESIDENAN MADIUN - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger